Selasa, 20 April 2010

" TENDANGAN DAVID BECKHAM MENURUT ASAS BERNAULI "

Mengapa tendangan David Beckham dapat begitu saja mengubah arah gerak
bola?,
karena ia memakai hokum Bernaulli. Arah bola dapat mengecoh penjaga
gawang lawan, oleh karena itu David Beckham menggunakan tendangan
tersebut sebagai andalannya. Bagaimana David Beckham Dapat melakukan
tendangan tersebut? Cukup mudah. Beckham hanya perlu memberi sedikit
tekanan di bawah pusat berat bola dengan ujung sepatunya.
Tekanan tersebut akan membuat bola melambung dan bergerak memutar
(gerakan spin). Ketika bola bergerak, aliran udara akan mengalir
berlawanan arah dengan arah gerak bola.Putaran (spin) bola akan
menambah kecepatan udara di daerah belakang (V2), sehingga kecepatan
udara di daerah ini lebih besar dibandingkan dengan kecepatan udara di
daerah depan (V1).
Menurut hukum Fisika, Makin besar kecepatan udara, maka makin rendah
tekanannya. Maka, Tekanan udara di belakang lebih kecil dibandingkan
dengan tekanan udara di depan. Perbedaan tekanan udara tersebut akan
menimbulkan gaya tekan yang arahnya dari belakang ke depan. Gaya
tersebut akan membuat arah gerak bola berbelok. Peristiwa tersebut
dalam Fisika biasa disebut Efek Magnus.
Efek Magnus pada tendangan bebas David Beckham sering mengecoh kiper.
Pasalnya, bola yang dilepaskan itu kerap berbelok secara horisontal
di udara dan menyimpang dari
lintasan yang seharusnya. Untuk menggabungkan efek Magnus dengan
lengkungan vertikal
dibutuhkan kecakapan intuitif di samping perhitungan cepat. Tetapi
ini saja tidak cukup tanpa latihan kontinyu.
Keahlian memadukan efek pelintir dan angkatan bola dengan tinggi
yang pas tersebut dimiliki Beckham..
Efek magnus dikatakan maksimum bila sumbu putar bola tegak lurus
dengan arah aliran udara. Efek ini mengecil ketika arah sumbu putar
ini semakin mendekati arah aliran udara. Malah menjadi nol ketika
arah sumbu putar ini sejajar dengan arah aliran udara.
Nah, pada tendangan bebas, bola yang bergerak dengan kecepatan 110
km/jam dan berotasi dengan 10 putaran per detik, bisa menyimpang
lebih dari 4 meter. Ini cukup membuat penjaga gawang kebingungan.
Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah yang membuat penjaga gawang,
juga pemain dan penonton, terperanjat. Mungkin karena terjebak pola
pikir kultural, mereka tidak menyangka demikian.
Fisikawan Peter Bearman mengatakan, efek magnus akan mengecil bila
kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat.
Untuk memperbesarnya, harus membuat bola berputar lebih cepat.
Pada salah satu pertandingan, David Beckham menendang bola dengan
sisi sepatunya, bergerak sambil berotasi sangat cepat. Kemudian bola
melambung. Akhirnya membelok akibat adanya efek magnus.
Seperti diketahui gesekan bola dengan udara akan memperlambat
kecepatannya. Sedangkan ini bisa menyebabkan efek magnus semakin
besar. Akibatnya bola melengkung lebih tajam, sehingga nyelonong
masuk gawang lawan. Mungkin karena mekanisme fisiknya belum menjadi
pengetahuan umum, sehingga banyak orang di stadion ketika itu yang
terperanjat.
Maka, dapat disimpulkan :

kecepatan udara di belakang (V1) < kecepatan udara di depan (V2)
Tekanan udara di belakang (P1) > ekanan udara di depan (P2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters